Ocean Blue Flame
assalamu'alaikum wr.wb selamat datang di sepuluhbesardijagadraya.blogspot.com, kami menerima kritik dan saran anda dengan cara mengirim data dan email beserta kritik dan saran pembaca ke fitrar@yahoo.com, terima kasih wassalamu'alaikum wr.wb

Kamis, 27 September 2012

Banyak Yang Memeluk Islam, Umat Kristen Gaza Protes

perdebatan cukup pelik di Jalur Gaza.”Kami semakin khawatir terhadap anak laki-laki dan perempuan kami,”  Fatin Ayyad, bibi dari Hiba Daoud, yang sekarang memeluk Islam, mengatakan kepada Reuters sebagaimana dilansir oleh onislam, 26 Juli.
“Jika orang-orang itu memeluk Islam karena mereka sendiri akan hal itu tidak akan menjadi masalah. Tapi mereka berada di bawah tekanan.”
Hiba adalah satu dari dua orang Kristen – seorang pria dan seorang wanita – yang baru saja memeluk Islam.
Tapi orang Kristen mengatakan bahwa kedua orang itu pindah agama di bawah tekanan, mengklaim bahwa mereka diculik oleh aktivis Islam dan dipaksa untuk memeluk Islam, klaim yang disanggah oleh pejabat Hamas.
Ratusan orang Kristen telah melakukan protes di gereja utama Gaza dalam sepekan terakhir, menuntut kembalinya dua orang Kristen tersebut. Tapi dua orang yang baru saja memeluk Islam tersebut membantah bahwa mereka telah dipaksa untuk memeluk Islam.
Pria 24 tahun mengatakan kepada wartawan ia telah menjadi Muslim karena kehendak sendiri dan ingin kembali ke keluarganya, mereka harus menerima dia sebagai seorang Muslim. Sehari kemudian, ia kembali ke rumah.
Wanita itu, yang membawa tiga anak perempuannya bersama dengan dia, juga mengatakan dalam klip video yang dibuat oleh sebuah situs berita pro-Hamas bahwa dia menjadi Muslim karena kehendaknya sendiri.
“Kami tinggal dengan keluarga (Muslim), mereka memberi semua yang kami butuhkan, mereka mengajar kami bagaimana beribadah dan segalanya,” kata Hiba, mengenakan baju muslim lengkap dan kerudung yang menutupi rambutnya.
“Saya mencintai kalian semua, saya berharap tidak ada yang merasa kesal dengan saya, itu adalah keputusan yang saya buat beberapa bulan lalu.”
Jumlah orang Kristen diperkirakan 2.500 di Jalur Gaza. Mereka hampir bekerja di hampir semua profesi. Banyak yang menjadi dokter dan guru, dan beberapa orang juga memiliki usaha dan toko perhiasan. Jumlah mereka menurun menjadi 2.500 dari 3.000 sebelum tahun 2007, sebagian besar karena alasan ekonomi di wilayah itu, diblokade oleh Israel.
Ada lebih banyak orang Kristen di antara warga Palestina di Tepi Barat, sekitar 52.000 dari total penduduk 2,5 juta, di mana mereka memiliki sekolah Kristen sendiri. Sementara di Jalur Gaza, orang Kristen Palestina yang tinggal di antara 1,7 juta Gaza Muslim dididik di sekolah negeri yang dikelola Hamas, beberapa di sekolah-sekolah sekuler yang dijalankan oleh badan PBB UNRWA dan beberapa di sekolah mereka sendiri. Tidak ada diskriminasi yang jelas terlihat.
Sanggahan
Orang Kristen mengatakan bahwa orang-orang yang baru memeluk Islam itu membuat terjadi perdebatan dengan umat Islam di sana.
Namun para pejabat Muslim membantah tuduhan memaksa dua orang Kristen untuk memeluk Islam. Salem Salama, ketua Asosiasi Cendekiawan Palestina, mengatakan 11 orang Kristen, termasuk non-Palestina, datang ke kantornya dalam lima bulan terakhir untuk masuk Islam.
“Tidak ada yang dipaksa untuk mengubah agamanya,” katanya.
“Ini instruksi dari Al-Qur’an, kitab suci kita.”

20 kebiadaban kristen di dunia

1. 24 Juni 1096 di Semlin, Hongaria.
Ribuan orang dibunuh oleh pasukan Salib dalam perjalanan mereka untuk merebut Yerusalem. Tidak seperti di kota-kota Kristen lainnya, sesampainya di Hongaria dan Bulgaria ini, sambutan terhadap pasukan Salib sangat dingin, menyebabkan pasukan Salib yang sudah kekurangan makanan ini marah dan merampas harta benda penduduk. Penduduk di dua negeri ini tidak tinggal diam. Walau pun sama-sama beragama Kristen, mereka tidak senang dan melakukan pembalasan. Terjadilah pertempuran sengit dan pembunuhan yang mengerikan. Dari 300.000 orang pasukan Salib itu hanya 7000 orang saja yang selamat sampai di Semenanjung Thracia di bawah pimpinan sang Rahib.
2. Pada 9 September 1096 di Nikaia
Xerigordon (dahulu wilayah Turki) ribuan orang juga dibunuh. Dan ketika menaklukan Antiochia di tahun yang sama antara 10.000-60.000 pria-wanita dan anak-anak juga dibunuh oleh pasukan Salib Kristen.
3. Tahun 1205
Paus Innocent kedua yang lain menyingkirkan King John of England karena menyerang beberapa orang uskup. Akhirnya John terpaksa mengirimkan pesan kepada Paus dengan kata-kata sbb: “Seorang utusan angelik, atas nama Inggris dan Irlandia, mendoakan Yesus dan pengikutnya, penaung kami Paus Innocent, dan seluruh penerus katoliknya.
Sejak hari ini, kami menjadikan kerajaan ini sebagai penganut setia Paus dan hierarkinya. Kami telah menganggarkan 1.000 pound Inggris untuk disumbangkan kepada kotak gereja setiap tahunnya. 500 pound diberikan setengah tahun sekali, dalam bentuk uang perak. Jika saya atau pengganti saya yang berada di tahta Inggris melanggar perjanjian ini, dengan sendirinya kami akan kehilangan kekuasaan Inggris.”
Surat John ini bisa dibaca pada buku karya Marcel Cache berjudul Social History, jilid dua. Di halaman 123 buku tersebut, tertulis juga bahwa pada periode ini, 5 juta orang dihukum karena melanggar fikiran ortodoks atau menentang titah Paus. Mereka dihukum gantung atau mereka dicampakkan ke dalam penjara yang mirip sumur gelap. Dalam tempo 18 tahun, antara tahun 1481-1499, mahkamah gereja telah membakar hidup-hidup 1.020 orang. 6.860 orang digergaji hingga hancur lebur dan 97.023 orang disiksa hingga mati.
Itulah Kristen: AGAMA HORROR, AGAMA PENYIKSAAN, AGAMA BANJIR DARAH, AGAMA KILLER, AGAMA SAMBER NYOWO, AGAMA IBLIS, AGAMA BANTAI FOREVER dan berbagai julukan lainnya yang seram-seram untuk menggambarkan track-record mereka selama ribuan tahun yang hanya menunjukkan bahwa mereka itu hanyalah IBLIS LAPAR PEMBANTAIAN.
Bahkan agama kalian juga pantas diberi label sebagai AGAMA KANIBAL karena pada 11 Desember 1098 di Marra (Maraat an-numan), setelah membunuh ribuan orang, karena kelaparan berkepanjangan maka mayat musuh yang sudah membusuk dimakan oleh Pasukan Salib Kristen, fakta ini dibeberkan oleh Albert Aquensis. Hal ini telah diakui sendiri oleh pasukan salib tersebut dalam surat mereka kepada Paus. Tidak hanya sangat sadis dan keji, ternyata pasukan Kristen pun kanibal, doyan memakan daging manusia. Benar-benar tak ada tandingannya memang kebiadaban pasukan salib Kristen itu.
Manusia biasa tentu tidak sanggup melakukan berbagai macam kekejaman dan kebiadaban tak henti-henti dengan berbagai macam cara seperti itu, hanya Kristen yang sanggup.
4. Tahun 1209
Perang Salib Albigensia diumumkan oleh Paus Innocent III terhadap para pembangkang agama di Prancis Selatan. Pada tahun 1209 ini terjadi pembantaian terhadap Kelompok Cathary oleh Paus Innocent III, karena menolak konsep ketuhanan Yesus.
Sejak awal mula perkembangan Kristen, banyak sekali aliran yang tidak mengakui Ketuhanan Jesus. Contohnya, adalah satu kelompok yang bernama Cathary yang hidup di Selatan Perancis. Kelompok Cathary adalah penganut Catharism, satu kelompok heresy radikal di Zaman Pertengahan. Cathary percaya bahwa karena daging adalah jahat, maka Kristus tidak mungkin menjelma dalam tubuh manusia. Karena itu, Kristus tidaklah disalib dan dibangkitkan.
Dalam ajaran Cathary, Yesus bukanlah Tuhan, tapi Malaikat. Untuk memperhambakan manusia, tuhan yang jahat menciptakan gereja, yang mempertontonkan “sihirnya” dengan mengejar kekuasaan dan kekayaan. Ketika kaum ini tidak dapat disadarkan dengan persuasif, Paus Innocent III menyerukan kepada raja-raja untuk memusnahkan mereka dengan senjata, sehingga ribuan orang penganut aliran Cathary ini dibantai.
5. 27 Mei 1234
Sekitar 5000 sampai 11.000 Petani karena menolak membayar pajak Gereja yang mencekik leher.
Jangan heran melihat betapa semangatnya orang-orang Kristen untuk menghabisi nyawa orang lain tak henti-henti. Karena ajaran dan perintah-perintah untuk melakukan hal itu memang ada dalam Alkitab mereka, kitab iblis itu. Dua Tuhan mereka, baik yang bapak maupun anak juga telah menunjukkan sendiri kebiadaban dan kebrutalan mereka. Sedangkan oknum Tuhan yang ketiga -Tuhan Roh Kudus- selalu membimbing dalam setiap perusakan, penyiksaan, pembantaian, pemerkosaan dan segala kebiadaban lainnya yang dilakukan oleh orang Kristen.
6. Tahun 1524-1526. Kekejaman Gereja di Jerman.
Kala itu gereja di Jerman begitu manunggal dengan negara dan sekelompok petani yang telah lama merasa tertindas melakukan pemberontakan. Tokohnya, Thomas Munzer, seorang pengkhotbah radikal, menyatakan bahwa para petani dan buruh tambang lebih bisa memahami Injil ketimbang para pastor. Kata-kata Munzer membuat dada para petani gemeretak dan mereka menjadi semakin bulat menantang.
Tapi sementara pasukan petani hanya mengandalkan artileri bikinan sendiri ditambah doa dan pidato, pasukan para pangeran menggebuk Kota Frankenhausen dengan kanon. Syahdan, 5.000 orang yang dikalahkan dibunuh, 300 tawanan dijatuhi hukuman mati. Ketika istri-istri mereka meminta ampun, permohonan itu disetujui dengan syarat. Wanita-wanita itu harus menghantam kepala dua pendeta yang menganjurkan pemberontakan, sampai otaknya muncrat. Mereka setuju. Akhirnya pemberontakan pun padam, setelah 130.000 petani tewas.(Goenawan Muhamad, 1991:164,165, 170-171, 210-211).
7. Tahun 1572
Pembantaian pada hari St.Bartolomeus, orang Protestan Prancis dibantai secara massal oleh Catherina de Medici.
Pembantaian ini merupakan salah satu peristiwa yang secara fatal menghancurkan gerakan kaum Protestan di Prancis. Raja Prancis dengan cerdik mengatur pernikahan antara adik perempuannya dengan Laksamana Coligny, seorang pemimpin kaum Protestan. Pesta pernikahan dirayakan dengan besar-besaran.
Setelah empat hari berpesta, para serdadu diberi  tanda. Pukul 12 malam, semua rumah kaum Protestan di seluruh kota Paris didobrak satu per satu. Coligny dibunuh, tubuhnya dibuang ke jalan melalui jendela, kemudian kepalanya dipenggal dan dikirimkan kepada Paus. Mereka juga memotong tangan dan alat kelaminnya dan menyeretnya sepanjang jalan kota Paris selama tiga hari dan akhirnya tubuhnya digantung di dekat bukit yang terletak di luar kota tersebut.
Mereka juga membantai semua orang yang diketahui beragama Protestan. Selama tiga hari pertama, lebih dari 10.000 orang dibunuh. Tubuh orang-orang yang sudah mati itu dibuang ke sungai dan darah mengalir di seluruh jalan-jalan di kota menuju ke sungai sehingga seperti membentuk aliran sungai darah. Karena kemarahan yang meluap-luap, mereka juga membunuh pengikut mereka sendiri kalau mereka dicurigai tidak mempunyai kepercayaan yang kuat terhadap paus. Dari Paris, pembunuhan menyebar ke seluruh bagian Perancis. Lebih dari 8.000 orang dibunuh. Hanya sedikit orang Protestan yang selamat dari kemarahan para penganiaya itu.
8. Tanggal 5 April 1585 sebuah tragedi pembunuhan massal terjadi di Harlem, Belanda
Tragedi yang juga dikenal dengan nama Tragedi Harlem ini terjadi saat Raja Spanyol Philip II menginstruksikan represi secara meluas atas rakyat Belanda yang kemudian berpuncak dengan pembunuhan di Harlem itu. Dalam kasus tersebut, sekitar 6.000  aktivis kemerdekaan Belanda dibunuh oleh tentara Spanyol. Perjuangan rakyat Belanda untuk meraih kemerdekaannya akhirnya mencapai hasil pada tahun 1609.
9. Tahun 1618-1648. Perang 30 tahun antara Katolik lawan Protestan di Eropa. Ribuan orang telah dibantai.
Ada banyak wilayah, dinasti, dan isu agama yang melatarbelakangi perang ini, namun secara keseluruhan “Perang 30 Tahun” ini adalah perang antara pangeran-pangeran Jerman Protestan yang beraliansi dengan kekuatan-kekuatan asing, yaitu  Perancis, Swedia, Denmark, dan Inggris, melawan kekuatan Imperium Katolik Romawi. Selain kafir orang-orang Kristen memang biadab dan haus darah.
10. 23 Oktober 1641
Pembantaian Katolik terhadap Protestan di Irlandia. Para konspirator memilih tanggal 23 Oktober, pada perayaan Ignatius Loyola, pendiri ordo Jesuit.
Mereka merencanakan pemberontakan besar di seluruh negeri. Semua orang Kristen (Protestan) akan dibunuh semuanya. Untuk mengendorkan kewaspadaan mereka, keramahtamahan ekstra diperlihatkan kepada kaum Protestan. Pagi harinya, para konspirator dipersenjatai dan setiap orang Protestan yang mereka temui langsung dibunuh. Bahkan orang cacatpun tidak diberi ampun.
Kaum Protestan Irlandia terkejut. Selama ini mereka hidup damai dan aman selama bertahun-tahun tetapi sekarang tidak ada tempat untuk menyelamatkan diri. Mereka dibunuh oleh tetangga sendiri, teman dan bahkan oleh saudaranya sendiri.
Tetapi kematian bukanlah hal yang mereka takuti. Para wanita diikat ditiang-tiang, ditelanjangi sampai pinggang, dadanya dipotong dengan pedang dan dibiarkan mati kehabisan darah. Wanita yang sedang hamil diikat pada cabang pohon, bayi mereka yang belum lahir dibelah dan diberikan kepada anjing sedangkan para suaminya dipaksa menyaksikan kekejaman itu. Pada pembantaian massal di hari perayaan St.Bartholomeus ini, 40.000 orang Protestan tewas dibantai oleh orang-orang Katolik.
11. Sekitar tahun 1890 sampai 1901
kira-kira 1300 orang kulit hitam telah dibunuh tanpa bicara oleh Ku Klux Klan di Amerika. Hasil daripada pelaksanaan ini orang-orang kulit hitam telah mulai memberontak di beberapa negeri di Amerika.
Berkaitan dengan budak, silahkan baca sekelumit artikel tentang perbudakan berikut ini. Dibalik konsep rasialisme keji ala Kristen itu, ternyata musik gereja Gospel itu berasal dari kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen kulit putih terhadap budak-budaknya!.
Konsep rasialisme yang ada sekarang, mulai muncul pada abad ke-XVI ketika perdagangan budak mulai berkembang. Budak-budak didatangkan dari Afrika menuju Eropa atau Amerika. Para pedagang budak yang hampir semuanya Kristen itu menyebarkan paham bahwa masyarakat kulit hitam (ras Afrika) adalah ras yang terkuat namun inferior, sehingga cocok untuk mengerjakan pekerjaan kasar dan harus tunduk pada perintah. Pandangan inferioritas ini sama dengan yang terjadi pada masa Romawi dan Yunani.
Diperkirakan 11,8 juta rakyat Afrika diperdagangkan selama masa Perdagangan Budak Atlantik, di mana sekitar 10 sampai 20% nya tewas dalam perjalanan menyeberangi samudera Atlantik. Pada abad 19, tercatat bahwa 90% budak belian adalah anak-anak. Beberapa negeri Kristen telah menjadi kaya raya karena perdagangan budak ini. Perbudakan Afrika adalah saudara kembar kolonialisme di benua itu.
Bahkan ada satu fakta menarik, bahwa musik Rap yang kita kenal sekarang ini adalah berasal dari budak-budak kulit hitam yang dipelihara oleh orang-orang Kristen kulit putih.
Kebanyakan buku, Acara Tv dan sejarawan mengatakan bahwa rap di buat atau diciptakan di Bronx, tapi ini tidak sepenuhnya betul. Rap Amerika yang kita tau sekarang dimulai sekitar 1970 di Boogie Down Bronx. Untuk mengerti secara keseluruhan, kita harus kembali ke masa lampau: dimulai di Afrika. Di Afrika -untuk lebih spesifik- Suku-suku disana mengabadikan sejarah mereka dalam bait-bait ritmik dan nyanyian.
Karena ada banyak suku-suku, banyak terdapat bahasa daerah dan suku-suku yang bahasa mereka seringnya tidak dibuang/dilupakan. Jadi, untuk menjaga sejarah dan legenda mereka menggunakan lagu dan ritmik untuk menceritakannya. Karena pedagang budak kulit putih datang dan memisahkan mereka dari keluarga dan suku mereka.
Orang Afrika asli membawa cerita dan rima mereka bersama pedagang budak eropa. Mereka (pedagang budak)tidak mengijinkan para budak bicara menggunakan ”Bahasa Ibu” (bahasa afrika asli). Para pedagang budak itu berpikir bahwa mereka berencana untuk membuat rusuh. Walaupun mereka dirantai, tapi mereka diperbolehkan untuk menyanyi. Ini membuat para budak bertahan hidup dan merasa lebih baik. Para budak wanita di perkosa dan sering kali hamil oleh crew (para pembantu pedagang budak). Budak wanita dijadikan bonus buat para crew. Perjalanan seperti ini bisa memakan waktu hingga sebulan.
Dan bila dari sekitar 1000 budak, ada 600-700 budak yang selamat, itu adalah perjalanan yang bagus. Dan bila budak wanita hamil maka mereka akan mendapatkan harga yang lebih baik (karena ada tambahan bayi dalam kandungan budak wanita). Lalu orang-orang Kristen/para majikan alias pemilik budak itu berlaku sama untuk mendapatkan lebih banyak budak, yaitu memperkosa budak wanita hingga hamil dan anak hasil perbuatan itu dijadikan budak lagi. Mereka, para majikan bahkan memberikan tamu mereka satu atau dua wanita untuk teman tidur…
Ketika mereka menyanyi mereka bekerja lebih giat karena isi nyanyiannya adalah tentang dari mana mereka berasal dan sejarah suku-suku mereka. Waktu selanjutnya, karena majikan bersifat lebih lunak, para budak diperbolehkan libur setiap hari minggu. Pada hari minggu tersebut, para budak pergi ke gereja dan menyanyikan lagu kebebasan. Hal ini kemudian berubah menjadi paduan suara Gospel.
Jadi musik Gospel Gereja berasal dari pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan orang-orang Kristen terhadap budak-budak kulit hitam! Yesus pasti tersenyum bangga melihat buah hasil akibat pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan oleh para pengikutnya ini!
12. Perang Dunia I (1914-1919). Jutaan orang terbunuh akibat keganasan orang-orang Kristen.
Perang dunia pertama berlangsung selama 1.565 hari. 9 juta manusia tewas. Tepatnya dalam buku Guinness Book of Records disebutkan bahwa Perang Dunia I menelan korban 9.700.000 jiwa, 22 juta cacat dan tidak dapat bekerja seumur hidup. Demikianlah statistik kerusakan dalam medan perang. Angka kematian dan kecederaan yang terjadi di kota-kota padat penduduk sebagai akibat sampingan perang tidak dapat dihitung. Angka biaya perang mencapai lebih dari $400 milyard. Peserta perang sebagian besar adalah negara-negara berpenduduk mayoritas beragama Kristen.
13. Tahun 1940
Orang-orang Kristen non Katolik di Krosia (bagian dari Yugoslavia yang mayoritas beragama Katolik) hanya diberi dua pilihan: pindah menjadi penganut agama Katolik atau mati. Gedung-gedung gereja mereka ditutup, dokumen-dokumen jemaat dimusnahkan, gedung-gedung yang masih berhubungan dengan kegiatan gereja dibakar habis.
Sering kali para umat Ortodoks ditangkap sewaktu mereka beribadat, dan disekap dalam gerejanya atau dalam aula-aula gereja sambil menunggu nasib mereka ditentukan: dipaksa pindah agama, dikirim ke kamp konsentrasi atau dieksekusi. Orang-orang yang selamat, biasanya hanya sedikit, akhirnya menggantung nasibnya kepada para Komandan Ustachi dan para padri Katolik yang bersama mereka.”
“Pembunuhan massal dilakukan dengan membunuh secara orang per orang, kebanyakan terjadi di daerah pinggiran kota. Para Ustachi sering menggunakan senjata-senjata primitif, seperti garpu, sekop, palu dan gergaji, untuk menyiksa korban-korban mereka tergantung dari hukuman yang diberikan. Mereka mematahkan kaki, menguliti tubuh dan janggut  korbannya, membuat buta korbannya dengan mengiris mata mereka dan bahkan mengeluarkan bola matanya.”
Informasi ini direkam dalam bentuk gambar dan kesaksian tersumpah para korban yang selamat. Mereka tidak membedakan antara anak-anak atau wanita. Sebagai contoh:’Di desa-desa antara Vlasenica dan Kladani tentara Nazi menemukan anak-anak yang disalib oleh Ustachi. Para pastor Katolik mendalangi pembunuhan anak-anak tersebut.’
Seorang pastor Katolik bernama Juric berkata, “Saat ini bukan merupakan suatu dosa jika membunuh anak berusia tujuh tahun kalau anak tersebut ternyata menghalangi gerakan Ustachi.” [Dari buku Teror Katolik Saat Ini (Catholic Terror Today) oleh Avro Manhattan]
Kemudian pada tahun 1941, Oustachis (Militan Katolik Kroasia) disewa oleh Mussolini untuk membantu Italia di pantai Adriatik. Tahun 1941, Hitler dan Mussolini menginvasi dan memecah Yugoslavia. Pavelitch dijadikan pemimpin “Negara Merdeka Kroasia”.
Tanggal 18 Mei 1941, Paus Pius XII menerima Pavelitch beserta rekan-rekannya. Pada hari itu juga, pembunuhan besar-besaran terhadap kaum Ortodoks Kroasia mencapai puncaknya, mereka dipaksa menganut paham Katolik. Para Oustachis juga memburu kaum minoritas Serbia. Andrija Artukovic adalah perancang utama dari pembunuhan besar-besaran tersebut.
14. 29 Agustus 1942
Kejahatan perang paling buruk, mungkin juga aneh, dilaksanakan oleh para anggota badan intelejen Ustachi. Dalam kasus Peter Brzica tidak diragukan lagi merupakan salah satu kejahatan yang paling dahsyat. Peter Brzica yang pernah mengenyam pendidikan di Fransiscan College di Siroki, Brijeg, Herzegovina, adalah seorang mahasiswa fakultas hukum, dan seorang anggota  organisasi Katolik “The Crusaders”.
Pada 29 Agustus 1942 malam, di kamp konsentrasi Jasenovac, perintah eksekusi dikeluarkan. Taruhan dilakukan siapa kira-kira yang akan melakukan eksekusi terhadap tahanan yang jumlahnya besar itu. Peter Brzica memotong leher 1.360 orang tahanan dengan pisau jagal yang dibuat khusus. Dia dinobatkan sebagai pemenang dan diangkat sebagai raja pemotong leher manusia. Sebuah jam emas, pelayanan kelas satu dan babi panggang serta anggur dihadiahkan kepadanya.
Kejahatan perang yang dilakukan pasukan Ustachi jauh melampaui penyiksaan fisik yang kejam. Korban-korban mereka juga disiksa secara mental. Sebagai contoh adalah kebrutalan, yang tidak pernah terjadi sebelumnya, yang disaksikan oleh beberapa saksi mata sehubungan dengan kejadian berikut ini.
Di Nevesinje, Ustachi menangkap sebuah keluarga Serbia yang terdiri dari ayah, ibu dan empat orang anak. Sang ibu dan keempat anaknya dipisahkan dari ayahnya. Selama tujuh hari mereka dibiarkan kelaparan dan kehausan. Kemudian Ustachi membawa sebuah daging panggang dan air minum yang banyak untuk ibu dan keempat anak tersebut. Karena sangat lapar, merekapun memakan habis daging panggang tersebut. Setelah mereka selesai, para Ustachi memberitahukan bahwa daging yang dimakan itu adalah tubuh ayah mereka. Ini adalah contoh dari kemarahan Vatikan yang lepas kendali. Ini adalah contoh dari kebiadaban Katolik yang tak bisa disangkal lagi.
15. Tahun 1942
Seorang biarawan ordo Fransiskan, Miroslav Filipovic, sebagai seorang pastor adalah komandan kamp konsentrasi di Jasenovac. Kamp konsentrasi ini merupakan kamp yang unik karena jumlah tahanan muda yang dikirim kesana. Tahun 1942 kamp ini menampung 24.000 tahanan orang muda Orthodoks. 12.000 diantaranya dibunuh dengan darah dingin. Banyak mayat-mayat anak-anak kecil yang mati kelaparan di kamp konsentrasi di Jasenovac.
Di Dubrovinick, Dalmatia, para prajurit fasis banyak yang mempunyai foto seorang Ustachi yang mengenakan dua buah kalung. Satu kalung merupakan untaian mata manusia, yang lainnya untaian lidah orang-orang Serbia Ortodoks yang dibunuh.
Pada tahun 1942 ini juga, Gereja Katolik akhirnya memang kemudian  terbukti terlibat kejahatan dalam Perang Dunia Kedua, karena membiarkan pembantaian atas 2300 warga Serbia di Kroasia, yang waktu itu bergabung dengan Yugoslavia.
Pembantaian yang terjadi pada tahun 1942 tersebut, menurut warga etnis Serbia, tak lepas dari peran rohaniawan gereja Katolik setempat. Seorang imam dari biara Petricevac saat itu diketahui memimpin sekumpulan fasis etnis Kroasia bersenjata untuk menyerbu suatu desa dan membunuh 1800 laki-laki dan 500 perempuan.
Total selama Perang Dunia II, Statistik menyebutkan bahwa 35 juta orang terbunuh (menurut Guinness Book of Records 54.800.000 jiwa), 20 juta kehilangan kaki-tangan, 17 juta liter darah tertumpahkan, 12 juta anak terlahir cacat, 13.000 sekolah dasar dan menengah, 6.000 universitas dan 8.000 laboratium sains telah musnah, serta 319 milyar peluru telah ditembakkan.
Perang Dunia I dan II yang telah mengakibatkan puluhan juta manusia matipun disebabkan oleh negara-negara Kristen seperti Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Amerika, dan lain-lain. Episode horror berbagai penyiksaan-penyiksaan dan penyembelihan umat manusia yang dilakukan oleh orang-orang Kristen sangat mewarnai sepanjang perang berlangsung. Setelah membantai puluhan juta manusia, anehnya mereka masih suka menuduh negara-negara Islam sebagai teroris. Padahal tidak ada satu negara Islam pun yang mengakibatkan puluhan juta manusia mati seperti mereka.
16. Pada 4 Mei 1978
tentara Afrika Selatan membunuh lebih dari 600 penduduk di Kamp pengungsi Kassinga di Namibia. Sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Tentu mereka tidak dianggap teroris oleh orang-orang Kristen, karena para pembantai biadab ini adalah pemeluk Kristen. Di Uganda, Tentara Pertahanan Tuhan (LRA) juga sering melakukan aksi terorisme. Namun karena mereka para pelaku pembantaian itu beragama Kristen, tentu hampir mustahil orang-orang Kristen memberi label “teroris” kepada mereka.
Bandingkan dengan stigma teroris yang mereka berikan kepada Amrozy atau Imam Samudera, walaupun jumlah korban yang (mungkin) mereka bunuh pada bom Bali 2002 lalu HANYA 200 orang. Padahal kejahatan yang dilakukan oleh Amrozy atau Imam Samudera itu LUAR BIASA KECILNYA kalau mau dibandingkan dengan kejahatan-kejahatan ULTRA-BIADAB baik secara kualitas maupun kuantitas yang dilakukan oleh Kristen.
17. Pada tahun 1980-an
banyak terjadi pembunuhan terhadap tokoh-tokoh Katolik di Irlandia Utara. Sir John Stevens, kepala Polisi Metropolitan Inggris, menyimpulkan bahwa pihak keamanan Inggris terlibat langsung dalam rangkaian pembunuhan tokoh-tokoh Katolik itu.
Dinas intelijen angkatan bersenjata Inggris dan polisi Irlandia Utara, yang sebagian besar anggotanya beragama Protestan, diberitakan menjalin kerja sama dengan organisasi teroris Protestan UDA. Sedikitnya dua aksi pembunuhan yang dilakukan UDA dihubungkan langsung dengan tentara Inggris dan polisi Irlandia Utara.
Sebenarnya isi laporan tidak terlalu mengejutkan. Ini hanya menguatkan isu-isu yang sudah lama beredar, bahwa tentara Inggris dan polisi Irlandia Utara tidak selalu berperan netral sewaktu perang saudara di tahun 1980-an.
18. April-Mei 1994
Terjadi aksi pembantaian besar-besaran di Rwanda oleh orang-orang Kristen Hutu terhadap Kristen Tutsi. Lebih dari 800.000 orang Tutsi tewas dibantai Hutu.
Rwanda adalah sebuah negara di Afrika yang berpenduduk mayoritas 70% beragama Kristen, yang terdiri dari pemeluk Katolik 58% dan Protestan 12%. Terbesar kedua adalah animisme dengan 23% dan Islam minoritas dengan 9% penganut. Berdasarkan etnis di Rwanda yang paling dominan adalah suku Hutu dengan 89%, disusul oleh suku Tutsi 10% dan Twa (Pigmy) 1%.
Di Rwanda kurang lebih 800.000 (sumber lain menyebutkan 1 juta) suku Tutsi menjadi korban pembantaian terencana oleh tokoh-tokoh militan suku Hutu, bahkan sebagian suku Hutu sendiri yang beraliran moderat, dalam arti tidak memusuhi suku Tutsi, juga menjadi korban pembantaian tersebut.
Kilas balik peristiwa, pada 6 April 1994 Presiden Rwanda, Juvenal Habyarimana kembali dari Tanzania untuk proses perdamaian. Pesawatnya ditembak jatuh oleh kelompok ekstrim anggota partainya sendiri saat mencoba mendarat di Kigali, ibukota Rwanda.
Kematian Habyarimana dijadikan alasan untuk menjalankan genosida. Radio nasional Rwanda dan beberapa radio swasta mengudarakan instruksi pada kelompok pembantai yang disebut interahamwe; yang artinya ‘mereka yang bertarung bersama’, dan secara terus-menerus meminta mereka melancarkan pembantaian itu.
Kelompok angkatan bersenjata Rwanda membantu aksi  interahamwe itu setiap kali para pembunuh itu menghadapi perlawanan kelompok Tutsi. Penyediaan alat transportasi dan bahan bakar membuat pasukan maut itu mampu mencapai daerah-daerah suku Tutsi yang cukup terisolasi.
“Anda harus bekerja lebih keras, kuburannya belum penuh,” dorong sebuah suara di radio. Bulan April 1994, ketika genosida (pembantaian etnis) mulai terjadi di Rwanda, masyarakat biasa seakan tak bisa lepas dari radio mereka. Di sebuah bagian dunia tempat kebanyakan masyarakatnya tidak punya saluran listrik, begitulah cara informasi tersebarkan. Namun di Rwanda di musim semi tersebut, stasiun-stasiun radio terkenal nampaknya hanya punya satu tujuan: untuk menghasut massa Hutu untuk membasmi kaum Tutsi para tetangga mereka.
Stasiun radio yang paling terkenal di antara semuanya adalah RTLM (Radio Televison des Milles Collines), Radio Televisi Ribuan Bukit. Stasiun ini dikenal karena para disc jockey-nya yang terbaik di Rwanda dan karena pencampuran musik Afrika yang menarik, program beritanya, dan analisa politiknya.
Didirikan tahun 1993 dan dimiliki oleh anggota keluarga dan teman-teman Presiden Habyarimana, stasiun ini memberikan khotbah berisikan pesan ekstrim tentang keunggulan kaum Hutu, namun kebanyakan masyarakat non-politik Rwanda mendengarkan stasiun ini karena musik yang mereka putarkan.
Dalam kenyataannya, hati dan pikiran mereka sedang dipersiapkan untuk melakukan genosida. Ketika pembunuhan dimulai tangal 6 April, apa yang telah diciptakan oleh para pemilik dan manager stasiun tersebut menjadi jelas-sebuah mimbar mengerikan darimana pesan untuk membunuh disebarkan ke seluruh Rwanda. RTLM-lah yang memberikan sinyal untuk memulai pembantaian atas bangsa Tutsi dan kaum Hutu yang moderat.
Tanggal 7 dan 8 April RTLM menyiarkan: “Anda harus membunuh [kaum Tutsi], mereka adalah kecoa …” Tanggal 13 Mei: “Anda yang sedang mendengarkan kami, bangkitlah agar kita dapat berjuang demi Rwanda kita… Bertempurlah dengam senjata yang Anda miliki; Anda yang memiliki panah, menggunakan panah, Anda yang memiliki tombak bertempurlah dengan tombak; Bawa alat-alat tradisional Anda … Kita semua harus melawan [bangsa Tutsi]; kita harus menghabisi mereka, membasmi mereka, buang mereka dari seluruh negara… Tidak boleh ada pengampunan bagi mereka, sama sekali.” Dan pada tanggal 2 Juli: “Saya tidak tahu apakah Tuhan akan membantu kita dalam membasmi [bangsa Tutsi]… namun kita harus bangkit untuk membasmi ras orang-orang jahat ini… Mereka harus dibasmi karena tidak ada cara lain.”
Pesan tersebut berhasil. Bulan Juli 1994, ketika kemenangan Tutsi  yang dipimpin Front Patriotis Rwanda (RPF) mengakhiri pembantaian tersebut, sejumlah 1 juta rakyat Rwanda -kebanyakan kaum Tutsi, namun juga kaum Hutu yang termasuk dalam partai-partai demokratis di Rwanda- telah terbunuh. Radio-radio telah dengan sangat suksesnya menghasut genosida tersebut. Jatuhnya hampir 1 juta korban jiwa dari peristiwa tersebut merupakan pelajaran dunia tentang kebiadaban Kristen yang kesekian kalinya.
19. 28 April 2002
Penyerangan dan pembantaian di desa Soya, Ambon.  Pada tanggal tersebut dua tahun lalu, terjadi pembantaian di pemukiman Kristen, desa Soya di Ambon. Dan yang menjadi korbannya adalah umat Kristen semua, belasan yang tewas dan luka-luka, termasuk seorang bayi yang tidak tahu apa-apa tewas dibantai dengan keji. Banyak rumah-rumah yang dibakar dan gerejapun dirusak oleh rombongan perusuh tersebut.
Ketika itu dengan lantangnya dan serempak seluruh umat Kristen di Maluku menuding Laskar Jihadlah pelaku yang berada di balik pembantaian itu. Bahkan tragedi pembantaian terhadap umat Kristen di Desa Soya dan ekses-ekses lainnya ini, termasuk yang paling diexpose  oleh media-media atau situs corong Kristen terutama yang gencar dilakukan oleh oknum Pendeta Cabul JL di situs Ambon Berdarah online, atau lebih tepatnya “ON-LIE”.
Walaupun tentu menjadi pertanyaan bagi kita semua, bagaimana mungkin Laskar Jihad atau apapun kelompok dari luar mampu untuk menerobos masuk kedalam desa Soya yang jalannya sulit dan berliku-liku itu tanpa diketahui oleh orang dalam desa tersebut? Ternyata jawabannya simpel: ORANG KRISTEN SENDIRILAH YANG MELAKUKAN PEMBANTAIAN TERHADAP SAUDARA SEIMANNYA SENDIRI ITU!
Tujuan mereka TEGA melakukan pembantaian terhadap umat dan gerejanya sendiri itu adalah supaya konflik di Maluku yang mereka ciptakan itu dapat terus berlangsung, syukur-syukur eskalasinya makin besar sehingga dapat mengundang kekuatan PBB pimpinan Si Setan Besar AS atau Si Pencium Pantat Setan Besar UK untuk masuk kesana.
Tujuan mereka sudah jelas, referendum bagi masyarakat Maluku! Dan melihat perimbangan populasi penduduk di Maluku yang sekarang sudah lebih banyak orang Kristennya, karena umat Islamnya banyak yang sudah mereka bantai dan para pendatang dari luar Maluku seperti Bugis, Makassar, Padang, Jawa dan lain-lain sudah banyak pulang ke daerah asalnya akibat konflik berdarah yang dilancarkan pasukan salibis ini, maka mereka yakin pihak Kristen akan unggul dalam referendum itu nanti. DASAR BIADAB KAU KRISTEN!
20. Tidak di Rwanda saja
Bulan Agustus 2004 lalu juga terjadi pembantaian terhadap ratusan suku Tutsi oleh suku Hutu di Burundi. Di Burundi, 67% rakyatnya adalah pemeluk agama Kristen dan 32% animisme. Suku Hutu merupakan mayoritas (seperti juga di Rwanda) dengan 85%, kedua terbanyak adalah Tutsi 14%, dan minoritas suku Twa (Pigmy) 1%.
Ratusan pengungsi Tutsi yang sedang tertidur lelap DIBANTAI oleh milisi-milisi suku Hutu di daerah perbatasan antara Rwanda-Burundi. Pemerintah Burundi menuduh milisi-milisi Hutu tersebut disupport atau setidaknya memiliki hubungan dengan teroris-teroris (Kristen) Hutu di Rwanda yang membantai 1 juta suku Tutsi disana tahun 1994.
Namun yang pasti, didukung atau tidak, memiliki hubungan atau tidak, mereka adalah orang-orang Kristen dan mereka biadab.

20 CONTOH KEBIADABAN KRISTEN MAMPUSKAN PULUHAN JUTA YAHUDI


1. Tahun 388. Kuil pertama Yahudi di dekat sungai Euprath, Irak dihancurkan
atas perintah Bishop Kallinikon.


2. Abad ke 4. Dalam pertengahan abad ke 4 kuil pertama Yahudi lainnya juga
dihancurkan atas perintah Bishop Innocentious dari Dertona di Utara Italia.


3. Abad ke 4 dan 5. Banyak kuil-kuil Yahudi lainnya juga dibakar oleh orang
Kristen. Jumlah orang Yahudi yang terbunuh tidak diketahui.


4. Tahun 589 di Toledo, Spanyol. Para pemuka agama dan penguasa Kristen
melakukan tindakan pembaptisan paksa terhadap semua manusia. Siapa yang
menolak dibaptis, maka akan disiksa atau dibunuh. Sebagai contoh, di
Spanyol, berdasarkan hasil The Third Council of Toledo (589), maka Katolik
dijadikan sebagai agama negara, dan ditetapkan sejumlah keputusan terhadap
kaum Yahudi:


(1) Larangan perkawinan antara pemeluk Yahudi dengan pemeluk Kristen, (2)
Keturunan dari pasangan itu harus dibaptis dengan paksa,
(3) Budak-budak Kristen tidak boleh dimiliki Yahudi,
(4) Yahudi harus dikeluarkan dari semua kantor publik,
(5) Yahudi dilarang membaca Mazmur secara terbuka saat upacara kematian.


Sedikit intermezzo dari Forza Islam. Lewat bukti-bukti yang saya paparkan
ini, dengan jelas telah menunjukkan bahwa sebelum Nabi Muhammad menyebarkan
agama Islam -bahkan pada banyak kasus sebelum Nabi Muhammad Saw dilahirkan-
kekerasan atas nama agama, seperti perusakan rumah ibadah, pembantaian dan
pengkristenan secara paksa (Kristenisasi) terhadap umat agama lain (baca:
Yahudi) memang sudah LUMRAH dilakukan oleh Kristen.


Kebiadaban-kebiadaban atas nama agama ini memang "orisinil" sudah genetiknya
Kristen. Mereka tidak bisa cuci tangan dan menimpakan kejahatan atas nama
Kristen ini ke pundak bangsa Yahudi, karena orang Yahudi tidak pernah
memaksa orang agama lain untuk memeluk agamanya. Coba saja baca Taurat,
Zabur atau Talmud, bahkan bangsa Yahudi menganggap orang-orang non-Yahudi
tidak lebih dari binatang, dan tidak sudi bila agama Yahudinya dipeluk oleh
mereka.


TALMUD
http://groups.yahoo.com/group/islamkristen/message/127588


Orang-orang Kristen juga tidak bisa mengarang alibi bahwa mereka melakukan
pengkristenan secara paksa itu ke pundak umat Islam, karena terbukti
orang-orang Kristen sudah melakukan Kristenisasi, serta pembantaian dan
perusakan rumah ibadah umat agama lain sejak sebelum Nabi Muhammad Saw
menyebarkan agama Islam.


5. Dalam periode 612-620, banyak terjadi kasus dimana orang Yahudi dibaptis
secara paksa kedalam agama Kristen. Ribuan orang Yahudi terpaksa melarikan
diri ke Prancis dan Afrika untuk menghindari pengkristenan paksa tersebut.


6. Pada 621-631, di bawah pemerintahan Swinthila, perlakuan terhadap Yahudi
sedikit lebih lunak. Pelarian Yahudi kembali ke tempat tinggalnya semula dan
mereka yang telah dibaptis secara paksa kembali lagi ke agama Yahudi.
Tetapi, Swinthila ditumbangkan oleh Sisinad (631-636), yang melanjutkan
praktik pembaptisan paksa kembali kepada orang Yahudi.


7. Euric (680-687) membuat keputusan: seluruh Yahudi yang dibaptis secara
paksa ditempatkan dibawah pengawasan khusus pejabat dan pemuka gereja.
Setelah diKristenkan secara paksa, orang-orang Yahudi itu tetap diawasi
secara ketat oleh gereja, takut kalau-kalau mereka kembali melakukan ibadah
Yahudi.


8. Raja Egica (687-701) membuat keputusan: semua Yahudi di Spanyol
dinyatakan sebagai budak untuk selamanya, harta benda mereka disita, dan
mereka diusir dari rumah-rumah mereka, sehingga akibatnya mereka orang-orang
Yahudi itu tersebar ke berbagai propinsi. Upacara keagamaan Yahudi dilarang
keras. Lebih dari itu, anak-anak Yahudi, umur 7 tahun keatas diambil paksa
dari orang tuanya dan diserahkan kepada keluarga Kristen. (Lihat: Max L.
Margolis dan Alexander Marx, A History of the Jewish People, hal. 304-306).


9. Tahun 694, Dewan Toledo. Misi Kristen terus berjalan, berangkat dari
doktrin, bahwa "di luar Gereja tidak ada keselamatan" (Extra ecclesiam nulla
salus), maka orang Yahudi dijadikan budak, harta mereka disita dan anak-anak
mereka dibaptis secara paksa.


10. Tahun 1010. Bishop Limoges (Prancis) pada tahun 1010 memaksa orang
Yahudi untuk masuk Kristen. Kalau tidak mau mereka dibunuh atau diusir.


Sekali lagi, sejarah sudah membuktikan bahwa motto Kristen sejak jaman
baheula memang sudah sangat jelas: "Kristen atau bunuh!". Orang-orang
Kristen yang pintar dan berakal -di Eropa sana- sudah banyak yang mengakui
hal ini. Namun banyak pula umat Kristen, yang goblog-goblog dan tak memiliki
kemampuan untuk berempati, yang menutup mata dan menganggap fakta-fakta
sejarah ini seolah-olah tidak pernah terjadi. Mereka memang goblog, tega dan
tak bosan-bosannya untuk membohongi dirinya sendiri.


11. Tahun 1096. Menjelang Perang Salib pertama, tokoh Kristen Prancis
Godfrey Bouillon bersumpah: "the blood of Christ would be avenged by the
blood of Jews", yang berarti: "Darah Kristus harus dibalas dengan darah
orang-orang Yahudi".


Akhirnya terbukti kemudian bahwa Kristen benar-benar merealisasikan
ancamannya untuk menumpahkan darah orang-orang Yahudi. Walaupun sebelumnya
sudah ribuan orang Yahudi yang dibantai oleh orang-orang Kristen, ternyata
itupun masih sangat kurang untuk memuaskan dahaga haus darah orang-orang
Kristen.


Terbukti pada tahun 1096 ini pada Perang Salib pertama, ribuan orang Yahudi
dibunuh oleh Salibis Kristen di kota Worm pada 18 Mei 1906, di Mainz pada 27
Mei 1096 sekitar 1100 orang Yahudi juga dibantai. Juga dibunuh orang-orang
Yahudi yang berada di kota-kota lain di Jerman dan Prancis seperti: Cologne,
Moers, Dortmund, Kerpen, Trier, Metz, Regensburg, Dll.


Pada tanggal 15 Juli 1099, ketika Yerusalem ditaklukan oleh Pasukan Salib,
sekitar 60.000 orang dibunuh. Dari jumlah tersebut selain umat Islam, juga
dibantai orang-orang Yahudi, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak.
Ketika itu berlakulah keganasan luar biasa yang belum pernah terjadi dalam
sejarah umat manusia.


Kaum kafir Kristen itu telah menyembelih penduduk sipil Islam baik lelaki,
perempuan dan anak-anak dengan sangat ganasnya. Mereka juga membantai
orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang enggan bergabung dengan kaum
Salib. Keganasan kaum Salib Kristen yang sangat luar biasa itu telah dikutuk
dan diakui oleh para saksi dan penulis sejarah yang terdiri dari berbagai
agama dan bangsa.


12. Tahun 1147. Perang Salib kedua. Ratusan orang Yahudi dibunuh di Ham,
Sully, Carentan dan Rameru di Prancis.


13. Tahun 1290. Raja Inggris, Edward mengusir keluar orang-orang Yahudi dari
wilayahnya secara paksa. Sedangkan pada tahun 1306 giliran Raja Prancis,
Philippe menghalau orang-orang Yahudi keluar dari Prancis. Menurut fakta
sejarah, Raja Phillippe kemudian membolehkan sebagian dari mereka untuk
kembali ke Prancis selepas itu, tetapi keputusan untuk mengusir mereka
kembali dilakukan pada 90 tahun kemudian.


14. Tahun 1349. Di lebih 350 kota Jerman semua Yahudi dibunuh, kebanyakan
dibakar hidup-hidup. Dalam satu tahun ini saja jumlah orang Yahudi yang
dibunuh melebihi jumlah orang Kristen yang dibunuh selama penindasan orang
Roma terhadap orang Kristen.


15. Tahun 1370. Di Belgia orang-orang Yahudi diusir keluar secara
beramai-ramai untuk meninggalkan negara itu. Beberapa pengusiran terhadap
Yahudi lainnya:


- Tahun 1380 di Cekoslovakia, bangsa Yahudi juga dihalau keluar dari sana
oleh Kristen.
- Tahun 1394, orang-orang Yahudi kembali diusir keluar dari Prancis.
- Tahun 1420, tidak mau kalah dengan negara-negara Kristen lain yang
mengusir Yahudi keluar dari negaranya, Raja Austria, Raja Bright ke-V juga
menghalau Yahudi keluar dari Austria tahun 1420.
- Tahun 1444, orang Yahudi diusir keluar di Outricht, Belanda.
- Tahun 1540, Orang-orang Yahudi diusir keluar dari Napoli dan Sardinia
(Italia) oleh orang-orang Katolik.
- Tahun 1551. Di Jerman, golongan Yahudi dihambat dari Bavaria pada tahun
1551.
- Tahun 1582. Orang-orang Yahudi yang sebelumnya telah diusir secara
beramai-ramai di Hungaria, memberanikan diri untuk kembali pulang kesana.
Namun akhirnya mereka dihalau kembali untuk keluar dari sana oleh
orang-orang Kristen tahun 1582.
- Tahun 1744. Orang-orang Yahudi yang telah diusir keluar dari Cekoslovakia
pada tahun 1380, akhirnya kembali ke negara tersebut tahun 1592. Namun
malangnya pada tahun 1744 ini, Queen Maria Theressa telah memerintahkan
penghalauan kembali terhadap semua orang Yahudi.


16. November 1478, Mahkamah Inquisi dibentuk. Sejarah mencatat betapa misi
Kristen telah memakan begitu banyak korban. Di Spanyol, misalnya, Mahkamah
Inquisisi secara resmi dibentuk oleh Paus Sixtus IV pada November 1478, dan
baru berakhir pada 1820. Selama masa inkuisisi di Spanyol, total lebih dari
68 juta jiwa manusia yang dibunuh oleh orang-orang Kristen.


Pembentukan Mahkamah Inquisisi ini dipicu oleh laporan bahwa orang-orang
Yahudi dan Muslim yang telah dipaksa memeluk Kristen (dikenal sebagai
conversos dan marranos) masih tetap mempraktekkan ritualitas agama lama
mereka.


Maka pada tahun 1480, dimulai satu penyelidikan dan pengadilan terhadap para
Conversos (ex Yahudi) dan Marranos (ex Muslim) hasil pengkristenan paksa
ini, di sebuah jalan utama di Kota Barcelona, Spanyol yang dikenal sebagai
Ramblas. Di sini, semua korban disiksa.


Kaum Kristen yang berasal dari Yahudi, misalnya, dicap sebagai heretics
karena masih mempraktikkan tradisi Yahudi, seperti mengenakan baju linen
setiap Hari Sabtu, atau tidak mau memakan babi. Dalam setahun saja, sebanyak
300 orang telah dibakar hidup-hidup.


17. Tahun 1483. Di Spanyol pada abad ke-15, sejarah kelam gereja ditorehkan
oleh seorang Paderi Dominikan bernama Tomas de Torquemada. Kondisi kaum
Yahudi dan Muslim terus memburuk setelah Tomas de Torquemada diangkat
sebagai "inquisitor general" untuk Castil dan Aragon, tahun 1483. Jumlah
yang dibakar hidup-hidup semakin banyak.


Tidak puas dengan membantai para "Yahudi tersembunyi" (crypto-Jews),
Torquemada kemudian berusaha mengusir seluruh Yahudi dari Spanyol. Upaya ini
kemudian berhasil, dengan dikeluarkannya perintah pengusiran Yahudi dari
Spanyol oleh Ferdinand dan Isabella, yang dikenal dengan General Edict on
the Expulsion of the Jews from Aragon and Castile. (Martin Gilbert (ed),
Atlas of The Jewish People, hal. 61-64.)


Sejak abad ke-XIV sampai XIV ini, terjadi pembantaian dan pengusiran
terhadap bangsa Yahudi. Tomas de Torguemeda (1420-1498), kepala pengadilan
inkuisisi Spanyol telah membantai kurang lebih 2.000 orang dengan siksaan
dan mengusir sekitar 200.000 orang bangsa Yahudi.


18. Pada 31 Maret 1492, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella menandatangani
Perintah Pengusiran (Edict of Expulsion) yang dibuat untuk membersihkan
Spanyol dari kaum Yahudi. Orang-orang Yahudi juga diberi pilihan: dibaptis
masuk Kristen atau dideportasi. Menurut Armstrong, banyak kaum Yahudi yang
sangat mencintai Andalus (nama lama dari kerajaan muslim di Spanyol),
sehingga mereka terpaksa masuk Kristen supaya tetap tinggal di Spanyol.


Namun, banyak pula kaum Yahudi yang tidak sudi untuk memeluk agama Kristen,
yang mereka tahu pasti menyimpang dari ajaran nabi-nabi mereka selama ribuan
tahun. Maka sekitar 80.000 orang Yahudi kemudian menyeberang ke Portugal,
dan ada 50.000 orang yang mengungsi ke kerajaan baru Islam Utsmaniyah,
dimana mereka disambut dengan baik. Banyak diantara orang-orang Yahudi yang
diusir keluar itu tewas dalam perjalanannya karena dirampok secara keji
-lagi-lagi- oleh orang-orang Kristen.


Selain bermotif keagamaan, pengusiran kaum Yahudi dan Muslim dari Spanyol
oleh Ferdinand dan Isabella juga memberikan banyak kekayaan kepada para
penguasa Kristen Spanyol. Dengan pengusiran itu, mereka berhasil menguasai
seluruh kekayaan Yahudi dan Muslim dan menjual mereka sebagai budak. Bahkan,
diantara mereka yang diusir itu, mereka dirampok di tengah jalan dan sering
dibedah perutnya untuk mencari emas yang diduga disembunyikan dalam perut
kaum yang terusir itu.


Masa kekuasaan Ferdinand -The King of Aragon- dan Isabella -the Queen of
Castile- dicatat sebagai puncak persekusi kaum Yahudi dan Muslim di Spanyol.
Keduanya dikenal sebagai "the Catholic Kings", yang dipuji sebagai pemersatu
Spanyol. Namun berlumuran darah ribuan umat Islam dan Yahudi yang mereka
bantai.


19. 30 Januari 1933. Adolf Hitler, Katolik Radikal pemimpin Partai Nazi di
Jerman, menjadi kanselir dan membentuk Pemerintahan ke-Tiga (The Third
Reich) yang brutal. Dia mendirikan kamp-kamp konsentrasi didirikan di
berbagai tempat untuk menghabiskan kaum Yahudi. Sekitar 6 juta orang Yahudi,
dimana 1,8 juta diantaranya adalah anak-anak, dibantai oleh Hitler, seorang
pemeluk Kristiani yang taat ini pada periode 1939-1945.


Mengenai perbuatannya untuk menghabisi jutaan kaum Yahudi, Hitler mengakui
bahwa sebelumnya telah berdiskusi dengan uskup. Hitler mengatakan bahwa ia
hanya meneruskan saja apa yang dilakukan oleh Gereja selama 1500 tahun
terhadap orang Yahudi. Hitler berkata: "Mengenai bangsa Yahudi, saya hanya
menjalankan kebijakan yang sama yang telah diterapkan oleh Gereja Katolik
selama 1500 tahun, dimana sudah ditetapkan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa
yang berbahaya dan harus dipaksa masuk ke dalam ghetto (perkampungan khusus
untuk orang Yahudi), karena Gereja mengetahui seperti apa orang Yahudi itu.
Saya tidak meletakkan sebuah ras diatas agama, saya betul-betul melihat
sesuatu yang berbahaya dari ras ini terhadap Gereja dan negara, dan mungkin
saya telah memberikan pelayan agung terhadap kekristenan."


20. Tahun 1990-an. Bangkitnya gerakan Neo-Nazi Jerman. Sama seperti 60 tahun
lalu di jaman NAZI-Hitler, mayoritas anggota Neo-Nazi adalah orang-orang
Kristen. Mereka banyak melakukan penyerangan, pembunuhan dan pengrusakan
terhadap umat Yahudi dan umat minoritas lainnya di Jerman.


sumber : https://www.facebook.com/notes/debat-isa-al-masih-dan-yesus-kristus/20-contoh-kebiadaban-kristen-mampuskan-puluhan-juta-yahudi/208186142537862

Entri Populer

Iklan Baris

tekan ( X ) untuk melanjutkan

Daftar Blog Saya